Posted by Lintas Informasi Madiun Berita Kota Dan Kabupaten on Minggu, 26 Februari 2012
Lintas informasi Madiun, Wali Kota Madiun, Bambang Irianto menilai pengembangan Bahan Bakar Minyak (BBM) alternatif yang dibuat oleh siswa-siswi SMKN 3 Kota Madiun, terkendala terbatasnya bahan baku berupa sampah plastik.
"Madiun ini kan kota kecil jadi produsi sampah kita perhari hanya mencapai sertusan kilogram saja tidak sampai angka Ton atau ribuan kilogram. Itu pun sudah mencakup total sampah," ujar Bambang Irianto pada beritajatim.com, Jumat (24/2/2012).
Bambang mengatakan, jika jumlah produksi sampah tersebut dipilah jumlah plastik dengan sampah lainnya jumlahnya tidak mencapai belasan kilogram. "Yang sampah plastiknya sangat sedikit. Bagaimana kita bisa membesarkan kalau bahan bakunya saja tidak ada," ungkapnya, tanpa menyebutkan jumlah.
Meski demikian, Walikota yang berangkat dari Partai Demokrat ini, mengaku sangat mendukung penemuan BBM yang terbuat dari sampah plastik ini. Hal ini mengingat harga BBM dari fosil tersebut semakin mahal.
"BBM saat ini kan masih bersubsidi dan sudah ada wacana pencabutan subsidi tersebut. Jadi harganya bisa semakin mahal. Dengan adanya temuan bahan bakar alternatif ini tentunya akan sangat berguna karena selain bakunya dari sampah juga harganya yang lebih murah," tuturnya.
Bambang berharap kedepannya, pihak SMK 3 yang menemukan BBM alternatif ini bisa lebih berkembang dan semakin menyempurnakan temuannya. "Jika sudah sempurna nantinya pasti akan ada orang yang membeli BBM alternatif. Karena saat ini tingkat oktannya masih sedikit dibawah pertamax," jelas Bambang.
Meski mengalami masalah keterbatasan bahan baku, masih menurut Bambang, pihaknya sebagai kepala daerah tetap memberikan suport berupa dana yang diambilkan dari APBD melalui pos Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata.
"Yang jelas untuk saat ini kami masih fokus untuk mendorong pihak SMK melakukan pengembangan BBM alternatif ini. Jika sudah baru kita akan mendaftarkan hak paten dan memasangnya di di TPS (Tempat Pemuangan Sampah) untuk pengolahan," ucap Bambang.
BBM dari sampah plastik mulai diteliti oleh pihak SMKN 3 Kota Madiun dari tahun 2010. Setelah mengalami pengambangan pada awal tahun 2011, pihak sekolah berhasil memecah sampah plastik menjadi sejumlah BBM. Yakni minyak tanah, solar dan premium.
Beritajatim