Lintas informasi Madiun, Para petani di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mulai mewaspadai serangan hama dan penyakit pada musim tanam gadu (kedua) tahun 2012. Apalagi rata-rata usia tanaman mereka saat ini menginjak usia 1-2 bulan. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan meningkatkan pemeliharaan dan perawatan tanaman.
Kusrin (35) petani di Desa Kebonsari, Kecamatan Kebonsari, Rabu (2/5/2012), mengatakan, secara rutin pihaknya membersihkan rumput yang tumbuh di sela tanaman padi. Pembersihan dilakukan maksimal setiap dua minggu sekali, baik secara manual dengan melibatkan sejumlah buruh tani, atau menggunakan alat yang lazim disebut sorok.
Selain itu, penyemprotan juga rutin dilakukan untuk mencegah tumbuhnya rumput yang bisa menganggu pertumbuhan tanaman padi. "Untuk hama lain seperti keong mas dan sundep, syukurlah, musim tanam ini, tidak ada," ujarnya.
Saini (51) petani di Desa Klorogan, Kecamatan Geger, mengatakan pula, pada musim tanam ini petani rajin mengawasi tanamannya. Mereka memperhatikan setiap perubahan, termasuk tanaman yang tidak tumbuh secara normal atau tertinggal dari tanaman lain. Bila ditemukan, tanaman yang rusak itu akan langsung diganti dengan tanam an baru dengan usia yang sama.
"Kami sangat ingin, panen musim kemarau ini berhasil. Sebelumnya, pada musim rendeng lalu, pertumbuhan tanaman banyak diganggu oleh hama seperti penggerek batang dan wereng coklat. Akibatnya, hasil panen tidak sesuai harapan," katanya.
Hidayat (43), petani di Desa Dolopo, Kecamatan Dolopo menjelaskan pada kondisi pertumbuhan tanaman normal, rata-rata biaya perawatan dan pemeliharaan tanaman menghabiskan Rp 3 juta per hektar. Akan tetapi apabila terjadi serangan hama, biaya pemeliharaan bisa mencapai Rp 5 juta per hektar.
Sehubungan dengan itu, Kepala Dinas Pertanian, Nadjib, mengatakan bahwa luas areal sawah di Kabupaten Madiun mencapai 31.000 hektar. Selain ditanami padi, sebagian sawah juga ditanami palawija dan holtikultura, seperti jagung, bawang merah, cabai, tomat, dan melon. Petani memiliki pertimbangan sendiri dalam memilih tanaman yang dibudidayakan.
Kompas