Posted by Lintas Informasi Madiun Berita Kota Dan Kabupaten on Selasa, 13 Desember 2011
Madiun - Memakan keripik sudah biasa dilakukan oleh kebanyakan orang, mulai dari keripik pisang, ketela, hingga tempe.
Namun, pernahkan Anda memakan keripik yang asalnya dari buah? Apalagi dari buah yang tidak biasa untuk dimakan langsung dan yang terdapat di mal.
Di Kabupaten Madiun, tepatnya di Desa Kedondong, Kecamatan Kebonsari, terdapat salah satu industri rumah tangga yang memproduksi keripik dari buah nangka, atau yang biasa disebut keripik nangka.
Rasanya manis, semanis rasa asli buah nangka. Sang pembuat sengaja membuat keripik tersebut secara alami, dan tidak mendapatkan tambahan bahan pemanis lainnya.
"Sehingga, dijamin rasa keripik yang dihasilkan sama persis dengan rasa buah aslinya. Hanya saja berbeda bentuk dan penyajiannya," ujar pemiliki industri rumah tangga keripik nangka Madiun, Lambang Wijayanto.
Usaha keripik nangka ini telah ia geluti sejak 10 tahun yang lalu. Saat itu, ia memanfaatkan keberadaan buah nangka yang melimpah di sekitar rumahnya. Seiring berjalannya waktu, permintaan atas keripik ini terus menunjukkan tren naik.
Selain manis, rasanya yang krispi menjadikan keripik buah nangka ini semakin diminati untuk camilan ataupun makanan ringan pelengkap minum kopi atau teh di sore hari.
Untuk membuatnya, tahap awal adalah buah nangka dikupas dan dibersihkan dari getahnya. Setelah bersih, buah nangka dipotong-potong sesuai ukuran selera.
Tahap berikutnya adalah memasukkan buah nagka yang telah bersih dan dipotong tadi ke dalam mesin pengering atau "vacuum frying". Untuk buah yang kadar airnya rendah membutuhkan waktu selama 1 jam dalam mesin pengering. Sedangkan buah yang kadar airnya tinggi, seperti semangka dan melon butuh waktu selama 1,5 jam untuk proses pengeringannya.
"Untuk buah nangka, cukup satu jam saja. Setelah itu, buah nangka yang telah menjadi kering (keripik) siap untuk dikemas sesuai ukuran berat yang dibutuhkan," kata karyawan yang ditunjuk sebagai penanggung jawab produksi industri rumah tangga keripik nangka tersebut, Marwanto.
Setiap harinya, industri rumahan ini mampu mengolah sebanyak 1 ton nangka untuk dijadikan 1 kuintal keripik. Sedangkan untuk kemasan, dijual dengan harga Rp8.000 per kemasan 85 gram, Rp19.000 per kemasan 200 gram, dan untuk 1 kg keripik nangka curah dihargai Rp85.000.
Rasanya yang unik dan manis, telah membuat keripik nangka digemari banyak orang. Selain menyuplai daerah Madiun dan sekitarnya, keripik nangka asal Kabupaten Madiun ini telah merambah kota besar seperti, Kediri, Malang, Surabaya, Solo, Yogyakarta, Semarang, Jakarta, Bandung, dan Bogor.
Sementara untuk pasar luar Jawa, keripik nangka cukup diminati di Pulau Bali, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Adapun untuk ekspor, pihak pengelola mengaku terkendala sulitnya proses administrasi dan ketatnya uji medis luar negeri.
"Karena itu, kami berharap ada peran dari pemerintah untuk membantu pemasaran khususnya ekspor ke berbagai pasar di luar negeri," tambah Marwanto.
Keuntungan yang meningkat jika sedang musim buah yang akan dijadikan keripik. Seperti saat ini sedang musim buah nangka dan mangga. Omzet per bulannya bisa mencapai hingga lebih dari Rp50 juta.
Kini, industri rumah tangga keripik ini tidak hanya memproduksi keripik nangka saja, namun juga terdapat keripik buah lainnya seperti keripik mangga, nanas, salak, apel, dan lainnya.
Bersama sekitar 25 orang karyawannya, Lambang Wijayanto dan Marwanto terus berproduksi. Pihaknya optimistis, usaha yang telah digelutinya sejak 10 tahun terakhir ini mampu bertahan dan sukses. (*)
foto : Siswowidodo
http://www.antarajatim.com/lihat/berita/77421/manisnya-keripik-nangka-madiun