Posted by Lintas Informasi Madiun Berita Kota Dan Kabupaten on Minggu, 10 Juni 2012
Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun, Jawa Timur, menyediakan sebanyak 2,2 juta bibit pohon yang akan digunakan untuk program penghijuan atau penanaman hutan kembali pada tahun 2012.
"Untuk musim tanam tahun ini, KPH Madiun akan menanam sebanyak 2,2 juta bibit. Bibit tersebut meliputi bibit kayu putih, jati, dan juga rimba," kata Wakil Administratur KPH Madiun Bambang Cahyo Purnomo kepada wartawan, di Madiun, Sabtu.
Pihaknya merinci, untuk bibit kayu putih yang akan ditanam nantinya mencapai 1,2 juta pohon, bibit jati sebanyak 440.000 pohon, dan sisanya adalah bibit pohon rimba seperti kesambi, mahoni dan sebagainya.
Bibit-bibit tersebut akan ditanam menyebar di sejumlah wilayah KPH Madiun sesuai perencanaan. Adapun, luas kawasan hutan KPH Madiun mencapai 31.229,2 hektare yang terdapat di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Madiun, Ponorogo, dan Magetan.
Kasi Pengembangan Sumber Daya Hutan KPH Madiun, Suliyanto menambahkan, saat ini bibit-bibit pohon tersebut sedang dipersiapkan dan disemai.
"Sedangkan penanaman bibit tersebut akan dilakukan pada bulan November mendatang, bersamaan dengan dimulainya musim hujan. Hal ini karena penghijauan atau penanaman hutan kembali membutuhkan air yang cukup banyak," katanya.
Ia menjelaskan, khusus untuk bibit pohon jati, bibit yang ditanam tidak lagi diproduksi secara generatif atau melalui biji. Namun, dibuat dengan cara vegetatif, yakni teknologi stek pucuk.
Hal ini karena bibit jati dengan stek pucuk dinilai lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan bibit jati dari biji. Melalui stek pucuk, akan diperoleh bibit jati yang 100 persen sama dengan sifat atau keunggulan induknya.
"Sedangkan bibit secara biji belum tentu diperoleh 100 persen sifat keunggulan dari induk. Selain itu, masa panen pohon juga lebih singkat. Yakni dengan sistem stek pucuk hanya memerlukan waktu 20 tahun, sedangkan dengan sistem biji diperlukan waktu panen hingga 50 tahun lebih," katanya.
Keunggulan-keunggulan tersebut, lanjut Suliyanto, disebabkan karena bibit dari teknologi stek pucuk diambil dari pohon indukan jati yang unggul, sehingga otomatis tegakan yang diperoleh juga merupakan pohon jati yang bagus.
KPH Madiun saat ini telah memiliki kebun pangkas bibit jati dengan teknologi stek pucuk seluas 1 hektare dengan jumlah pohon indukan mencapai 10.000 pohon. Pembibitan jati dengan teknologi stek pucuk ini telah dikembangkan di KPH Madiun sejak tahun 2008.
"Kebun atau lahan pengembangan tersebut terletak di BKPH Dungus, yang ada di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. Adapun, jumlah produksi bibit dari lahan tersebut mencapai sekitar 1,8 juta bibit per tahun," kata dia.