Posted by Lintas Informasi Madiun Berita Kota Dan Kabupaten on Selasa, 14 Februari 2012
Surabaya - Sekolah Menengah Kejuruan 3 Kota Madiun melakukan uji coba BBM
terbuat dari sampah plastik. Dalam uji coba tersebut, pihak SMK 3 menggandeng SMK 1 yang telah berhasil merakit mini truk.
Kapala SMK 3 Tavib Lumaksono mengatakan, uji coba ke mesin mobil ini barupertama kali dilakukan setelah pihaknya berhasil membuat BBM yangterbuat dari sampah plastik. Sebelumnya pernah dipakai untuk menjalankan mesin pemotong rumput.
"Uji coba ke mesin mobil baru kali ini kami lakukan. Dan kami menggandeng pihak SMK 1 karena mereka sudah berhasil merakit mobil ESEMKA jenis mini truk," ujarnya, saat ujicoba di kantor Pemkot Madiun kepada detiksurabaya.com, Jumat (3/2/2012).
Tavib menambahkan, BBM hasil karya anak didiknya ini memiliki kelebihan dalam hal harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan premium. Karena
dari 1 kg sampah plastik bisa menjadi satu liter BBM setara premium.
"Tapi masih ada kelemahan dimana tingkat oktan baru mencapai 84 setelah
diberikan adiktif. Hal ini masih lebih rendah dibanding tingkat premium
pertamax yakni 90. Kalau pengaruhnya di mesin belum kami ketahui tapi
yang jelas emisinya lebih rendah dari bensin," tambahnya.
Sementara
salah satu siswa SMK 1 Kota Madiun, Nur Wahit mengatakan, tingkat oktan
yang lebih rendah ini berpengaruh pada putaran mesin atau RPM. Hal itu
membuat rpm tidak stabil dan membuat mobil bisa mati sendiri.
"Saat mobil berhenti harus digas terus karena jika tidak digas mesin bisa
mati. Tapi secara keseluruhan bensin plastik ini sudah bagus," ujarnya
usai mencoba mesin Toyota Kijang keluaran tahun 80-an yang mengunakan
BBM plastik.
Kapala Sekolah SMK 1 Kota Madiun, Sigit Dewantoro menjelaskan, menurut
rencana BBM plastik tersebut akan digunakan pada mesin mini truk Esemka. Namun karena tingkat oktan yang kurang tinggi akhirnya dipilih mesin buatan
toyota yang sudah biasa di gunakan untuk praktik.
"Setelah di tes kami tidak berani memakainya ke mini truk. Tapi kedepanya setelah dilakukan pengembangan oleh SMK 3 dengan meningkatkan oktan dan
melakukan pembersihan kembali pada BBM baru kami berani," tegasnya.